Apakah Kepemilikan Rumah di Taiwan Hanya Mimpi yang Tertunda? Kaum Muda Taiwan Memikirkan Kembali Nilai Properti

Melonjaknya Biaya Perumahan Menantang Nilai-Nilai Tradisional di Taiwan, Menjadikan Kepemilikan Rumah Sebagai Beban yang Semakin Berat bagi Kaum Muda
Apakah Kepemilikan Rumah di Taiwan Hanya Mimpi yang Tertunda? Kaum Muda Taiwan Memikirkan Kembali Nilai Properti

TAIPEI (Berita Taiwan) — Kaum muda di Taiwan semakin mempertanyakan nilai tradisional kepemilikan rumah, sebuah norma sosial yang sering dikaitkan dengan kekayaan dan keamanan, di tengah harga perumahan yang meroket.

Sebuah laporan terbaru oleh The Economist menyoroti beban berat kepemilikan rumah bagi anak muda Taiwan. Laporan tersebut mencatat bahwa harga rumah rata-rata di Taiwan mencapai 11 kali lipat dari pendapatan tahunan rata-rata.

Menurut PBB, perumahan dianggap terjangkau jika rasio harga rumah terhadap pendapatan rumah tangga tahunan adalah 3 atau kurang dan rasio sewa terhadap pendapatan rumah tangga bulanan (RIR) adalah 25% atau kurang. Metrik ini menyoroti masalah keterjangkauan yang signifikan.

Situasinya sangat parah di Taipei, di mana harga perumahan rata-rata mencapai 16 kali lipat dari pendapatan rata-rata. Ini menempatkan Taipei di atas kota-kota global besar seperti New York di angka 9,8, London di angka 14, dan Seoul di angka 13.

Bahkan di Keelung, kota di Taiwan dengan rasio harga rumah terhadap pendapatan terendah, angkanya mencapai 6,5, masih jauh melebihi tolok ukur keterjangkauan PBB.

Laporan tersebut lebih lanjut mengungkapkan bahwa rata-rata rumah tangga di Taiwan menghabiskan hampir 50% dari pendapatan yang dapat dibelanjakan untuk pembayaran hipotek tahun lalu. Di Taipei, angka ini naik menjadi lebih dari 70%.

Seorang warga negara yang dikutip dalam laporan tersebut mengamati bahwa pemerintah Taiwan secara historis telah mempromosikan kepemilikan rumah, yang mencerminkan kepercayaan tradisional Tiongkok yang mengaitkan tanah dengan kekayaan dan keamanan. Terutama, sekitar 85% rumah tangga Taiwan tinggal di rumah yang mereka miliki.

Harga perumahan di Taipei telah meningkat secara dramatis sejak tahun 2000. Hal ini membuat anak muda menghadapi lanskap keuangan yang sangat berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya yang mendapat manfaat dari investasi rumah awal.

Laporan tersebut juga menyoroti surplus unit perumahan yang signifikan dibandingkan dengan jumlah rumah tangga, menurut seorang advokat perencanaan kota. Data sensus terbaru menunjukkan bahwa seperlima rumah di Taiwan kosong, dan hampir seperempat dari properti baru yang dibangun dalam lima tahun terakhir tetap tidak berpenghuni.

Isu utama yang disoroti oleh laporan tersebut adalah penimbunan properti yang tidak digunakan oleh pembeli kaya, yang sering membayar pajak minimal. Keengganan pemerintah untuk menerapkan perubahan kebijakan pajak yang signifikan semakin memperburuk situasi ini.



Sponsor

Categories