Taiwan Cabut Kasus Terhadap Pejabat Intelijen yang Buron Setelah Seperempat Abad

Penggelapan dan Spionase: Perjalanan Seorang Mantan Kolonel dari Taiwan ke Tiongkok
Taiwan Cabut Kasus Terhadap Pejabat Intelijen yang Buron Setelah Seperempat Abad

TAIPEI (Taiwan) – Pengadilan Distrik Taipei telah membatalkan tuntutan terhadap mantan Kolonel Biro Keamanan Nasional Liu Kuan-chun (劉冠軍), seorang pejabat intelijen buronan yang telah buron selama 25 tahun, setelah dituduh melakukan penggelapan dan spionase. Putusan tersebut, yang disampaikan pada hari Sabtu, secara efektif menutup kasus tersebut karena daluarsa.

Tuntutan terhadap Liu, yang berusia 70 tahun, berasal dari tuduhan penggelapan NT$190 juta (sekitar US$6,18 juta) selama ia menjabat sebagai kasir di badan intelijen tertinggi Taiwan. Meskipun penuntutan sekarang dihentikan, banding terhadap keputusan pengadilan masih memungkinkan. Liu masih dicari karena menyeberang ke pihak musuh, menurut laporan dari CNA.

Jaksa penuntut menuduh bahwa Liu, yang bertanggung jawab mengelola dana rahasia, mengeksploitasi pengawasan yang longgar untuk menggelapkan dana dan melaporkan pembayaran bunga di bawah nilai sebenarnya. Tindakannya terungkap, mendorongnya untuk melarikan diri dari Taiwan.

Pada tanggal 3 September 2000, Liu naik kapal pukat nelayan di Hsinchu dan tiba di China pada hari yang sama. Perjalanannya selanjutnya dilaporkan termasuk persinggahan di Thailand dan Kanada.

Seandainya Liu dinyatakan bersalah, ia akan menghadapi hukuman penjara seumur hidup. Namun, perubahan hukum selanjutnya mengurangi hukuman maksimum menjadi 20 tahun. Daluarsa selanjutnya memperpanjang periode tersebut, membuat penuntutan tidak mungkin dalam kasus ini.

Biro Keamanan Nasional mengungkapkan bahwa Liu telah membawa file intelijen sensitif bersamanya ke China. Ia tidak hanya memberikan dokumen kepada pejabat China tetapi juga membantu dalam interpretasi dan analisis mereka. Pada tahun 2002, mantan kasir tersebut dilaporkan membagikan informasi rahasia mengenai pendanaan, implementasi, dan target proyek diplomatik khusus kepada media, tambah biro tersebut.



Sponsor