China Mencabut Larangan Pengiriman Boeing di Tengah Meredanya Ketegangan Perdagangan

Maskapai-maskapai penerbangan di China dapat kembali menerima pengiriman pesawat Boeing seiring dengan membaiknya hubungan dagang AS-China, yang menandakan adanya potensi mencairnya perselisihan tarif.

China telah mencabut larangan terhadap maskapai penerbangan yang menerima pengiriman pesawat Boeing setelah kesepakatan antara Amerika Serikat dan China untuk sementara mengurangi tarif yang signifikan, menurut laporan Bloomberg News yang diterbitkan pada hari Selasa, 13 Mei, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Minggu ini, pejabat Beijing telah memulai memberi saran kepada maskapai domestik dan lembaga pemerintah bahwa mereka dapat melanjutkan menerima pengiriman pesawat buatan AS, Bloomberg mengindikasikan.

Bulan lalu, Boeing harus memulangkan setidaknya tiga jet dari pusat pengiriman di China kembali ke AS.

Bloomberg News melaporkan sebulan sebelumnya bahwa Boeing menghadapi larangan impor dari China sebagai bagian dari perang dagang yang sedang berlangsung antara dua ekonomi terbesar dunia.

Beijing belum mengeluarkan komentar apa pun mengenai penghentian pengiriman Boeing. Sumber industri senior juga memberi tahu Reuters bahwa mereka tidak mengetahui instruksi resmi yang secara khusus mencegah pengambilan pesawat Boeing.

Boeing menyatakan bulan lalu bahwa pelanggannya di China tidak akan menerima pengiriman pesawat baru karena tarif dan sedang mencari untuk menjual kembali puluhan pesawat.

Pada hari Senin, Washington dan Beijing sepakat untuk mengurangi tarif timbal balik lebih dari 100 persen selama periode negosiasi 90 hari, setelah pembicaraan akhir pekan di Jenewa.

Boeing menolak berkomentar tentang laporan Bloomberg. Administrasi Penerbangan Sipil China tidak menanggapi permintaan komentar.

Maskapai penerbangan di China yang dihubungi oleh Reuters tidak menanggapi permintaan komentar.

Beijing menyatakan dua minggu lalu bahwa baik maskapai penerbangan China maupun Boeing telah sangat terpengaruh oleh tarif yang dikenakan oleh AS.

China menyumbang sekitar 10 persen dari pesanan komersial Boeing dan merupakan pasar penerbangan yang krusial dan berkembang.

Eksekutif Boeing menyebutkan selama panggilan pendapatan kuartal pertama perusahaan bahwa mereka berencana untuk mengirimkan 50 jet ke maskapai penerbangan China tahun ini, dengan 41 sudah dalam produksi atau pra-fabrikasi.

Meskipun Boeing menyatakan bahwa maskapai penerbangan lain tertarik untuk mengambil pesawat China yang ditolak, pabrikan pesawat tersebut ragu-ragu untuk mengirimkan jet ke tempat lain meskipun ingin mengurangi tingkat inventaris yang tinggi.

Tempat duduk adalah satu tantangan spesifik, karena kursi telah dipilih dan dibeli oleh maskapai penerbangan China.

Pelanggan China diharapkan untuk mengambil 25 dari 30 jet 737 MAX yang tersisa yang dibangun sebelum 2023 yang belum dikirim, kata Boeing.

Setidaknya empat pesawat pengangkut 777 juga dalam produksi untuk maskapai penerbangan China, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut dan basis data pelacakan pesawat Aviation Flights Group.

China telah memberikan pengecualian dari tarif tinggi untuk bagian peralatan dirgantara tertentu, termasuk mesin dan roda pendaratan, sebelum perjanjian pada hari Senin.