Penindasan di Taman Kanak-kanak di Taichung: Tuduhan, Sengketa Pengembalian Uang, dan Dugaan Pemerasan

Sebuah taman kanak-kanak di Taichung menghadapi tuduhan perundungan, tuntutan orang tua untuk kompensasi, dan klaim pemerasan, yang berujung pada tindakan hukum.
Penindasan di Taman Kanak-kanak di Taichung: Tuduhan, Sengketa Pengembalian Uang, dan Dugaan Pemerasan

Laporan dari Taichung, Taiwan, mengungkapkan situasi yang kompleks yang melibatkan sebuah taman kanak-kanak bergengsi di Distrik Xitun, di mana seorang anak diduga dibully oleh siswa senior. Insiden ini memicu serangkaian peristiwa, termasuk keluhan dari orang tua tentang penanganan sekolah terhadap situasi tersebut.

Menurut laporan, orang tua tidak puas dengan respons taman kanak-kanak terhadap insiden perundungan, yang mereka klaim ditangani dengan kurangnya kepedulian baik oleh guru maupun administrator. Mereka mengajukan keluhan ke Biro Pendidikan, melaporkan masalah tersebut ke media, dan meminta pengembalian uang dari taman kanak-kanak. Anak tersebut juga ditarik dari sekolah.

Sebagai tanggapan, taman kanak-kanak menawarkan untuk menangani masalah tersebut berdasarkan kasus per kasus dan memberikan pengembalian uang lebih dari NT$20.000. Namun, orang tua menolak untuk menandatangani perjanjian dan dilaporkan menuntut kompensasi NT$500.000 untuk menjaga kerahasiaan masalah tersebut. Pihak sekolah menolak tuntutan ini dan sejak itu telah mengajukan laporan ke polisi setempat, menuduh orang tua melakukan pemerasan.

Taman kanak-kanak mengeluarkan pernyataan yang menguraikan kronologi peristiwa, mencatat bahwa insiden tersebut terjadi pada bulan Maret. Mereka mengindikasikan bahwa mereka telah berkomunikasi dengan orang tua beberapa kali, memberikan penjelasan dan dukungan, dan melaporkan masalah tersebut ke Biro Pendidikan Kota Taichung. Sekolah bersikeras bahwa penyelidikan lebih lanjut harus dilakukan oleh pihak ketiga yang netral dan membantah telah mengabaikan klaim perundungan.

Sekolah juga menyatakan bahwa seorang guru meminta maaf kepada orang tua pada 5 Maret, dan siswa yang terlibat dalam insiden tersebut juga menulis kartu permintaan maaf. Orang tua menerima kompensasi atas pakaian yang rusak. Anak tersebut terus bersekolah hingga 13 Mei, bahkan berpartisipasi dalam kegiatan dan pertunjukan sekolah.

Taman kanak-kanak mempertahankan bahwa anak-anak yang terlibat telah menyelesaikan perbedaan mereka, tetapi orang tua tetap tidak puas dengan respons sekolah. Terlepas dari kehadiran anak yang terus-menerus, sekolah menawarkan pengembalian uang. Namun, orang tua menolak untuk menandatangani dokumen yang diperlukan, yang menyebabkan kebuntuan saat ini. Orang tua telah mengajukan permohonan penarikan, dan sekolah telah memproses pengembalian uang berdasarkan peraturan standar.

Taman kanak-kanak telah menyatakan bahwa mereka akan mengambil tindakan hukum, termasuk mengajukan laporan polisi, terhadap tuduhan palsu yang dibuat di media sosial. Taman kanak-kanak bertujuan untuk melindungi hak dan reputasi sekolah, stafnya, dan keluarga siswa.



Sponsor