Krisis Kashmir: Pembantaian Turis dan Meningkatnya Ketegangan Antara India dan Pakistan

Menyusul serangan militan yang mematikan di Kashmir yang dikelola India, India dan Pakistan berada di ambang konflik lebih lanjut, meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi militer.
Krisis Kashmir: Pembantaian Turis dan Meningkatnya Ketegangan Antara India dan Pakistan

Hubungan rapuh antara India dan Pakistan dengan cepat memburuk setelah serangan militan brutal di Kashmir yang dikuasai India, memicu tindakan balasan dan meningkatkan risiko bentrokan militer lainnya antara dua rival bersenjata nuklir tersebut. Pembantaian turis baru-baru ini di tujuan wisata populer Pahalgam telah memicu gelombang ketegangan baru di wilayah yang sudah tidak stabil.

India dan Pakistan sama-sama mengklaim kendali penuh atas Kashmir, wilayah pegunungan yang telah menjadi subjek tiga perang. Pemerintah India, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi, telah menuding Pakistan, menurunkan hubungan diplomatik dan menangguhkan partisipasi dalam perjanjian pembagian air utama. Pakistan membantah keterlibatan, memperingatkan bahwa setiap upaya untuk mengganggu aliran air akan dianggap sebagai tindakan perang. Sebagai tanggapan, angkatan laut India telah melakukan uji coba serangan rudal sebagai unjuk kekuatan.

Apa yang Terjadi di Pahalgam?

Pria bersenjata melepaskan tembakan ke arah turis di Pahalgam, mengakibatkan kematian setidaknya 25 warga negara India dan satu warga negara Nepal. Saksi mata menggambarkan pemandangan mengerikan saat para penyerang menargetkan turis dari jarak dekat. Serangan itu dikaitkan dengan kelompok militan yang relatif baru bernama Kashmir Resistance, juga dikenal sebagai The Resistance Front (TRF), meskipun tanggung jawabnya masih belum jelas. India telah mengklasifikasikan TRF sebagai "organisasi teroris" dan mengaitkannya dengan Lashkar-e-Tayyiba (LeT).

Konflik Kashmir

Kashmir telah menjadi titik nyala konstan sejak pemisahan India Britania pada tahun 1947. Wilayah ini adalah salah satu daerah yang paling termiliterisasi secara global, dengan beberapa kelompok militan menuntut kemerdekaan atau berusaha bergabung dengan Pakistan. Sementara pemerintahan Modi mengklaim militansi telah menurun sejak mencabut otonomi Kashmir pada tahun 2019, pembantaian Pahalgam tampaknya menantang narasi ini.

Reaksi India dan Pakistan

India telah membalas dengan membatasi penyeberangan perbatasan, membatasi visa untuk warga negara Pakistan, mengusir staf diplomatik, dan menangguhkan perannya dalam Perjanjian Air Indus. Pakistan telah merespons dengan menangguhkan perdagangan, menutup wilayah udaranya, dan mengusir diplomat India. Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif telah menuduh New Delhi melakukan "tuduhan tak berdasar" dan menawarkan penyelidikan netral.

Situasi Saat Ini

Ketegangan tinggi di Kashmir karena pasukan keamanan India terus mencari tersangka. Jenderal Upendra Dwivedi, kepala tentara India, mengunjungi Kashmir untuk menilai situasi keamanan. Situasi ini telah menyebabkan ketakutan bagi penduduk, terutama di Kashmir yang dikuasai Pakistan. Demonstrasi yang mengutuk serangan telah meletus, sementara protes anti-Pakistan telah terjadi di kota-kota India, meningkatkan kekhawatiran tentang meningkatnya ketegangan.

Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Para analis khawatir akan potensi eskalasi militer antara India dan Pakistan. Modi mungkin merasa terdorong untuk melakukan pembalasan, dan masih belum pasti apa yang akan dilakukan. Arzan Tarapore menyarankan bahwa krisis Balakot tahun 2019 memberikan konteks untuk potensi tanggapan. Pertanyaan kuncinya adalah apakah India akan menargetkan kelompok teroris secara lebih langsung atau mempertimbangkan serangan terhadap tentara Pakistan.



Sponsor