Error: All DeepL API keys exceeded 95% usage.

Error: All DeepL API keys exceeded 95% usage.
Error: All DeepL API keys exceeded 95% usage.

Pemerintahan Donald Trump terlibat dalam rentetan negosiasi diplomatik tingkat tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya di berbagai bidang: China, Ukraina, Rusia, Iran, Timur Tengah, dan banyak mitra dagang global. Fokus minggu ini adalah pada perjalanan luar negeri besar mendatang di masa jabatan keduanya, yang akan menguji apakah pusaran kesepakatan ini akan meningkatkan kedudukan strategis Amerika atau menyebabkan memburuknya hubungan dengan sekutu sekaligus mendorong musuh.

Aktivitas intensif ini, yang mungkin tidak diantisipasi oleh para ahli kebijakan luar negeri setelah kembali berkuasa pada bulan Januari, memang memiliki potensi bagi presiden yang paling mengganggu dalam sejarah modern untuk mencapai keberhasilan kebijakan luar negeri yang dapat meredakan ketegangan global. Namun, hiruk pikuk diplomatik ini saja tidak menjamin kemajuan yang nyata.

Kebijakan Trump membawa risiko yang cukup besar, termasuk potensi rencana unilateral dan tidak ortodoksnya untuk merevolusi perdagangan global, mengerahkan pengaruh AS atas negara-negara yang lebih kecil, mengatasi program nuklir Iran, menahan China, dan menghentikan konflik di Ukraina menjadi bumerang. Sulit untuk mengikuti pemerintahan yang secara aktif terlibat dalam berbagai situasi geopolitik.

Pemerintahan mengklaim keberhasilan di berbagai bidang selama akhir pekan. Zelensky sepakat untuk bergabung dengan Putin untuk pembicaraan di Turki, di tengah harapan bahwa mereka dapat mewakili titik balik dalam perang. Di Swiss, baik AS maupun China melaporkan terobosan dalam perundingan perdagangan. Selain itu, pemerintah di Islamabad memuji intervensi AS sebagai keputusan yang menentukan, meskipun India lebih berhati-hati.

Ada beberapa tren umum dalam strategi kebijakan luar negeri. Dalam banyak kasus, negosiasi dipimpin oleh pejabat yang tidak berpengalaman dalam diplomasi global. Negosiasi apa pun dapat hancur karena pendekatan Trump yang tidak ortodoks dan mudah berubah. Keangkuhan Trump menggantung di atas semua negosiasi. Hiper-politisasi pemerintahan Trump membuat penilaian strategi keamanan nasional menjadi sulit.

Lebih dari tiga bulan setelah masa jabatan kedua Trump, ada bukti yang berkembang bahwa kebijakan luar negerinya yang transaksional lebih termotivasi oleh pengejaran agresif terhadap kepentingan keuangan AS dan bahkan keuntungan pribadinya sendiri daripada nilai-nilai tradisional AS.

Pemerintahan mengklaim keberhasilan di berbagai bidang selama akhir pekan. Zelensky sepakat untuk bergabung dengan Putin untuk pembicaraan di Turki, di tengah harapan bahwa mereka dapat mewakili titik balik dalam perang. Di Swiss, baik AS maupun China melaporkan terobosan dalam perundingan perdagangan. Selain itu, pemerintah di Islamabad memuji intervensi AS sebagai keputusan yang menentukan, meskipun India lebih berhati-hati.



Sponsor