Pengawasan Kewarganegaraan Taiwan: Menghadapi Tantangan Kewarganegaraan Ganda
Menelaah Kepatuhan Warga Negara Naturalisasi dan Kerumitan Hukum di Taiwan

Diskusi terkini di Yuan Legislatif di Taiwan telah menyoroti isu warga negara naturalisasi dan kepatuhan terhadap undang-undang kewarganegaraan negara. Badan Imigrasi Nasional (NIA) mengungkapkan bahwa lebih dari 10.000 warga negara Taiwan naturalisasi, yang berasal dari China, belum memberikan bukti pengunduran diri dari kewarganegaraan China mereka, sebagaimana yang disyaratkan oleh hukum.
Pengungkapan ini muncul tak lama setelah NIA mengeluarkan siaran pers mengenai peringatan yang dikeluarkan kepada sejumlah kecil warga negara naturalisasi kelahiran China yang gagal menyerahkan dokumentasi yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mereka tidak memiliki kewarganegaraan ganda. Waktu tindakan ini memicu pertanyaan dari anggota parlemen, termasuk Anggota Legislatif Partai Progresif Demokratik (DPP) Chuang Jui-hsiung (莊瑞雄), yang menanyakan apakah tindakan pemerintah terkait dengan deportasi baru-baru ini terhadap tiga influencer kelahiran China yang telah menyatakan dukungan untuk penggunaan kekuatan oleh China terhadap Taiwan.
Wakil Direktur Jenderal NIA Chen Chen-cheng (陳建成) mengklarifikasi bahwa pemberitahuan tersebut dikeluarkan tanpa motivasi politik apa pun dan mendahului kontroversi seputar para influencer tersebut. Ia juga membahas konteks yang lebih luas, menguraikan kerangka hukum yang didirikan pada tahun 2004, yang mewajibkan warga negara naturalisasi yang lahir di China secara hukum mengundurkan diri dari kewarganegaraan China mereka.
Chen melaporkan bahwa meskipun jumlah imigran yang tidak patuh cukup besar, itu mewakili minoritas dibandingkan dengan total 140.000. NIA telah mencabut kewarganegaraan 676 imigran China. Ia mengaitkan ketidakpatuhan tersebut terutama dengan masalah dokumen dan masalah kesehatan yang berkaitan dengan pandemi COVID-19.
Wakil Menteri Dewan Urusan Daratan (MAC) Liang Wen-chieh (梁文傑) lebih lanjut mengklarifikasi bahwa amandemen tersebut juga memengaruhi mereka yang memperoleh kewarganegaraan melalui pernikahan sebelum tahun 2004. Ia menambahkan bahwa MAC sedang menangani keluhan dari pasangan China, termasuk yang dianggap wajar.
Diskusi meluas ke spektrum politik, dengan kepala eksekutif fraksi DPP Rosalia Wu (吳思瑤) menyatakan dukungan untuk tindakan pemerintah dalam batas-batas hukum, tetapi juga menyarankan bahwa penerapan hukum secara praktis harus terbuka untuk negosiasi. Anggota Legislatif DPP Huang Jie (黃捷) menekankan bahwa warga negara China yang memperoleh kewarganegaraan Taiwan diharuskan untuk mengundurkan diri dari kewarganegaraan dan pendaftaran rumah tangga mereka di China dalam waktu enam bulan setelah berlakunya undang-undang tersebut. Ia mengadvokasi perlindungan hak-hak sah imigran yang menghadapi kesulitan dalam memperoleh dokumentasi yang diperlukan.
Sebaliknya, ketua fraksi Partai Nasionalis China (KMT) Fu Kun-chi (傅?萁) berpendapat bahwa penegakan pelanggaran imigrasi yang mungkin terjadi dua dekade lalu, melewati batas waktu hukumnya, melanggar hak asasi manusia. Ia mendesak pemerintah untuk fokus pada penanganan masalah ekonomi yang mendesak daripada apa yang ia anggap sebagai perburuan politik internal.
Other Versions
Taiwan's Citizenship Scrutiny: Navigating Dual Nationality Challenges
Taiwan's Citizenship Scrutiny: Los desafíos de la doble nacionalidad
L'examen de la citoyenneté à Taïwan : Naviguer dans les défis de la double nationalité
Il controllo della cittadinanza a Taiwan: Sfide per la doppia nazionalità
台湾の市民権審査:二重国籍問題への対応
대만의 시민권 조사: 이중 국적 문제 해결
Pagsusuri sa Pagkamamamayan ng Taiwan: Pag-navigate sa mga Hamon ng Dobleng Nasyonalidad
Тайвань'ский контроль за гражданством: Навигация по проблемам двойного гражданства
การตรวจสอบสัญชาติของไต้หวัน: การจัดการกับความท้าทายด้านสัญชาติสองสัญชาติ
Kiểm tra Quốc tịch của Đài Loan: Điều hướng Những Thách thức về Hai Quốc tịch