Putusan Pengadilan Taiwan Membagi Warisan Setelah Bertahun-tahun Tidak Dibayar: Kasus Anak Perempuan yang Tidak Peduli.

Sebuah perebutan warisan yang rumit terjadi di Taiwan, memicu perdebatan online tentang bakti dan keadilan dalam kasus perpecahan keluarga yang memilukan.
Putusan Pengadilan Taiwan Membagi Warisan Setelah Bertahun-tahun Tidak Dibayar: Kasus Anak Perempuan yang Tidak Peduli.<br>

Sebuah kasus baru-baru ini di Taiwan telah memicu badai diskusi daring, mengangkat pertanyaan krusial tentang warisan, tanggung jawab keluarga, dan keseimbangan halus antara kewajiban hukum dan kewajiban moral. Kisah ini, dilaporkan dari daratan Tiongkok dan diadaptasi untuk audiens Taiwan, berpusat pada seorang ayah yang telah meninggal, putrinya, dan empat saudara perempuannya.

Menurut laporan awal, setelah kematian orang tua, almarhum, yang merupakan saudara laki-laki dari empat saudara perempuan, menjadi seorang pasien dalam kondisi vegetatif dan dirawat selama 14 tahun oleh keempat saudara perempuannya. Setelah kematian sang ayah, putrinya, seorang wanita bernama An An, melancarkan gugatan terhadap keempat bibinya, menuntut warisan tunggal atas harta warisan. Pengadilan di daratan Tiongkok, dari mana laporan awal ini berasal, memutuskan bahwa An An dan keempat bibinya harus membagi warisan secara merata.

Detailnya melukiskan gambaran yang rumit. Almarhum ayah telah bercerai selama bertahun-tahun, dan An An, yang saat itu berusia sembilan tahun, tinggal bersama ibunya. Selanjutnya, kesehatan ayah memburuk, meninggalkannya dalam kondisi vegetatif. Keempat saudara perempuan itu maju, memberikan perawatan 24 jam sehari selama empat belas tahun, mengelola kebutuhan sehari-hari dan perawatan medisnya. Selama waktu ini, sang ayah rupanya tidak memberikan tunjangan anak untuk An An, dan dia tidak merawatnya.



Sponsor